BATANG, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang mendukung pengembangan desa wisata sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka pengangguran dan peningkatan kesejahteraan warga.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Batang, Yarsono, mengatakan bahwa pihaknya akan terus memberikan dukungan pada pemerintah desa yang akan mengembangkan desa wisata di wilayahnya.
“Misalnya, sekarang ini ada pengembangan Desa Wisata Cepoko Kuning yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Konsep yang dibuat cukup bagus yang tentunya diharapkan nantinya dapat menjadi destinasi wisata unggulan,” ungkapnya, belum lama ini.
Yarsono menyebutkan, Desa Wisata Cepoko Kuning akan menawarkan keindahan alam dan potensi aliran Sungai Lohjahan yang bisa dibuat untuk arena bermain anak-anak maupun orang dewasa.
Lebih lanjut, Yarsono menyampaikan bagi pemerintah desa yang akan mengembangkan desa wisata perlu mengajukan konsepnya pada pemerintah daerah agar dapat diverifikasi.
“Setelah diverifikasi maka kami akan membuat surat keputusan sebagai desa wisata. Kemudian, selanjutnya kami akan mempertemukan dengan pengelola desa wisata kabupaten maupun provinsi,” terangnya.
Saat ini, sudah ada 32 desa wisata yang berkembang di Kabupaten Batang dan tersebar di 17 kecamatan. Contohnya di Desa Wisata Silurah, Sodong, Sangubanyu, Pandansari, Cemoro Asri, Alam Kamulyan, Sojomerto dan Desa Wisata Rifaiyah.
“Harapannya, dengan adanya destinasi wisata itu bisa berkembang dan timbul ekonomi keratif bagi warga desa itu. Memang perlu ada faktor pendukung lain yang bisa digagas oleh pengelola wisata maupun pokdarwis seperti homestay dan atraksi agar destinasi berkembang,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Cempaka Mulia Desa Cepoko Kuning, Ipung Dasmui, mengatakan bahwa pembangunan desa wisata ini merupakan inisiatif kepala desa setempat dan masyarakat.
“Pembangunan awal sudah kami lakukan. Ini sedang proses pengajuan lembaga agar sesuai persyaratan menjadi desa wisata. Pada tahap awal pemdes mendukung dengan penyertaan modal sebesar Rp 120 juta dan fisik Rp 150 juta pada 2023,” ujarnya.
Pihaknya menargetkan desa wisata Cepoko Kuning akan bisa berkembang dengan daya tarik Sungai lojahan yang rencananya ada fasilitas mini soccer, kios, kafe, penginapan, kolam renang, pemancingan dan budaya lokal.
“Desa wisata ini memang belum kami buka secara resmi. Karena itu, kami sementara memberikan fasilitas sewa ban pelampung sebesar Rp 3 ribu dan tenda Rp 10 ribu sebagai tempat istirahat bersama keluarga,” pungkasnya. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)