BATANG, Lingkarjateng.id Hari Santri Nasional (HSN) yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober merupakan momen yang penting bagi seluruh Islam di Indonesia, khususnya bagi para santri di berbagai penjuru Negeri.

Salah satu tokoh masyarakat Kabupaten Batang, Nur Haji Slamet Urip atau yang akrab disapa Mbah Urip mengatakan, Hari Santri adalah sebuah momentum untuk menghormati dan mengapresiasi peran penting santri dalam mempertahankan agama serta memajukan pendidikan di Indonesia.

“Dengan semangat dan dedikasinya, santri telah menjadi garda terdepan dalam menjaga ajaran agama serta menjalin nilai-nilai kebaikan dan keadilan dalam masyarakat,” kata Mbah Urip.

Calon anggota legislatif (Caleg) DPRD Provinsi Jawa Tengah dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) nomor 7 dapil 13 ini, mengakui betapa pentingnya peran santri dalam pembangunan bangsa. Menurutnya, santri telah menjadi agen perubahan yang positif dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, sosial, dan ekonomi. Dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pendidik dan guru di pesantren yang telah dengan tulus mengajarkan ilmu agama dan akhlak kepada para santri.

“IImu dan nilai-nilai yang diberikan kepada santri tidak hanya membentuk mereka menjadi individu yang bertakwa, tetapi juga menjadi pemimpin masa depan yang berintegritas dan berkomitmen untuk kemajuan bangsa,” ujarnya.

Mbah Urip menerangkan bahwa, di tengah pergaulan modern dan perkembangan teknologi yang pesat, para santri milenial memiliki tantangan tersendiri dalam menyeimbangkan antara agama dan perkembangan zaman.

“Santri juga harus menjadi ujung tombak dalam literasi, karena dengan literasi yang baik kita bisa menentukan apakah informasi yang tersebar tersebut valid atau hoax,” tuturnya.

Santri memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga persaudaraan sesama anak bangsa, sehingga para santri milenial ini wajib untuk ikut menyeru kepada kebaikan dan memerangi hoax, apalagi jelang Pemilihan umum seperti saat ini. Hal itu juga merupakan bagian dari jihad, sejalan dengan tema Hari Santri Nasional kali ini “Jihad Santri Jayakan Negeri”.

“Untuk itu, para santri harus bisa memilah dengan baik dalam menyebarkan informasi atau pun edukasi. Sehingga tidak menyesatkan masyarakat,” pungkasnya. (Lingkar Network | Muslichul Basid – Lingkarjateng.id)

By admin